Fakta bahwa posisi tanah di Belanda berada di bawah permukaan laut mungkin sudah banyak diketahui orang. Namun mungkin hanya sedikit yang tahu kalau keadaan tersebut sudah terpampang jelas dalam nama negara Belanda sendiri. Kata Netherlands dalam bahasa Inggris, atau Nederland dalam bahasa Belanda, memiliki arti “negeri tanah rendah”1. Faktanya memang sekitar seperempat daratan Belanda berada di bawah permukaan laut, sementara hampir separuhnya hanya berada 1 meter di atas permukaan laut. Bahkan titik tertingginya pun hanya 1,053 kaki atau sekitar 321 mdpl2. Sangat berbeda dari Indonesia dengan puncak-puncak gunungnya, ya?
Posisi tanah yang rendah ini bisa dikatakan berbahaya. Sama dengan masalah yang dihadapi Jakarta, tingkat hujan yang tinggi dapat menyebabkan daerah yang rendah kebanjiran. Hal ini disebabkan oleh air yang tidak bisa mengalir ke lautan yang posisinya lebih tinggi. Belanda berulangkali mendapat pukulan telak akibat banjir ini. Tak hanya kerusakan bangunan saja, tapi banjir di sana bahkan dapat menelan ribuan korban jiwa. Sebut saja banjir St. Elizabeth pada tahun 1421 yang menyebabkan lebih dari 10.000 orang di wilayah Zuiderzee (atau yang sekarang disebut Ijsselmeer) tewas3. Di tahun 1953 banjir North Sea juga terjadi di wilayah barat daya Belanda yang menyebabkan kematian 1.853 penduduk dalam satu malam4.
Bagi negara dengan luas 41.865 km2 atau hanya sekitar 5 kali wilayah Jakarta tersebut, masalah tanah seperti ini harus dipecahkan. Apalagi dengan keadaan pemanasan global yang semakin parah, tinggi permukaan laut pun turut bertambah tiap tahun. Singkat kata, Belanda terancam tenggelam jika lahan mereka didiamkan saja. Selama lebih dari satu abad, Continue reading